Halaqah Silsilah Ilmiyyah 1 : Belajar Tauhid

 HALAQAH SILSILLAH ILMIYYAH 01

BELAJAR TAUHID 


MATERI 01      

Senin, 02 Januari 2022                        

Mengapa Kita Wajib Belajar Tauhid


Belajar tauhid merupakan kewajiban setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Karena Allah ﷻ menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu meng-Esa-kan ibadah kepada Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman :


 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ 


“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56). 


Oleh karena itu Allah ﷻ mengutus para Rasul kepada setiap umat, tujuannya adalah untuk mengajak manusia kepada tauhid. Allah ﷻ berfirman :


 وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ


 “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut” (QS. An Nahl : 36) 


Makna At thaghut adalah segala sesembahan selain Allah ﷻ. 

Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid yang merupakan inti ajaran Islam maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya. 


Meskipun telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak. 


MATERI 02

Selasa, 03 Januari 2022


Syarat mutlak masuk Surga


Orang yang menginginkan kebahagiaan di surga, maka orang tersebut harus memiliki modal ini, yaitu tauhid. 


Tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bertauhid. Orang yang bertauhid pasti akan masuk surga meskipun mungkin sebelumnya dia akan diazab terlebih dahulu di neraka atas dosa-dosa yang pernah dia lakukan selama di dunia. Nabi ﷺ bersabda : 


مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ 


"Barangsiapa bersyahadat (bersaksi) bahwa tiada Ilah (Tuhan) yang berhak disembah kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan (bersyahadat) bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam dan ruh daripada-Nya; dan (bersyahadat) pula bahwa surga benar adanya dan neraka benar adanya; pasti Allah memasukkannya ke dalam surga betapapun amal yang telah diperbuatnya." (HR. Al Bukhari dan Muslim) 


Dalam hadits lain Rasulullah ﷺ bersabda :


فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ 


“Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari dan Muslim) Oleh karena itu tidak heran jika prioritas dakwah para Rosul dan orang-orang yang mengikuti mereka adalah tauhid.


MATERI 03

Rabu, 04 Januari 2023 


Bahaya Kesyirikan 


Tauhid adalah amalan yang paling Allah ﷻ cintai, sebaliknya syirik yaitu menyekutukan Allah ﷻ di dalam beribadah adalah amalan yang sangat Allah ﷻ murkai. Allah ﷻ memang Maha Pengampun, akan tetapi apabila seseorang meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik besar kepada Allah ﷻ maka Allah ﷻ tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut. 


Akibatnya dia kekal di dalam neraka dan tidak ada harapan baginya untuk masuk surga Allah ﷻ. Dan sungguh ini adalah kerugian yang tidak ada kerugian yang lebih besar dari kerugian tersebut. 


Allah ﷻ berfirman : 


إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ 


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”(QS. An Nisaa’ : 48)


Allah ﷻ juga berfirman : 


إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ 


“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al Maidah : 72) 


Oleh karena itu berhati-hatilah terhadap dosa yang satu ini. Terkadang seseorang terjerumus ke dalamnya sedangkan dia tidak menyadarinya, bentengilah diri dengan perisai ilmu agama, belajarlah dan berdoalah kepada Allah ﷻ dengan sejujur-jujurnya. 

Semoga Allah ﷻ melindungi kita dan keluarga kita dari perbuatan syirik.


MATERI 04

Kamis . 05 Januari 2023

Syirik membatalkan amal



Syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amal seseorang. 

Allah ﷻ berfirman : وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ <> بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ


 “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi, Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS. Az Zumar : 65-66) 


Di dalam ayat ini disebutkan bahwa seorang nabi sekalipun akan batal amalannya apabila ia berbuat syirik. Oleh karena itu jagalah amalan yang sudah kita tabung selama bertahun-tahun jangan biarkan hilang begitu saja karena kejahilan kita terhadap tauhid dan syirik. Terkadang sebuah perbuatan ayng kita anggap biasa bisa menghancurkan amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu untuk menabung kembali.


MATERI 05

Jumat, 06 Januari 2023 

Taubat dari kesyirikan


Orang yang berbuat syirik dan meninggal dunia tanpa bertaubat kepada Allah ﷻ maka dosa syiriknya tidak akan diampuni namun apabila ia bertaubat sebelum meninggal maka Allah ﷻ akan mengampuni dosanya bagaimanapun besar dosa tersebut. 


Taubat nasuha adalah taubat yang terpenuhi di dalamnya 3 syarat berikut : 

1. Menyesal 

2. Meninggalkan perbuatan tersebut 

3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi


“Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar : 53) 


Rosulullah ﷺ bersabda :

 إِنَّ الله يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ 

“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (ruh) belum sampai di tenggorokan” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah) 


Para sahabat Nabi ﷺ tidak semuanya lahir dalam keadaan Islam bahkan banyak diantara mereka yang masuk Islam ketika sudah besar dan sebelumnya bergelimang dengan kesyirikan, supaya tidak terjerumus kembali ke dalam kesyirikan, maka seseorang harus mempelajari tauhid dan memahaminya dengan baik serta mengetahui jenis-jenis kesyirikan sehingga bisa menjauhinya.


MATERI 06

Senin, 09 Januari 2023


APA ITU TAUHID


Secara bahasa adalah mengEsakan Secara istilah adalah mengEsakan Allāh di dalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehingga dia meninggalkan peribadatan kepada selain Allāh, seperti:

 • Berdo’a kepada selain Allāh 

• Bernadzar untuk selain Allāh 

• Menyembelih untuk selain Allāh 

• Dan lain-lain.


Apabila seseorang beribadah kepada Allāh dan menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh, siapapun dia, entah itu seorang Nabi, Malaikat atau yang lain maka inilah yang dinamakan dengan syirik yaitu menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam beribadah. 


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

 ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻷَﺑِﻴﻪِ ﻭَﻗَﻮْﻣِﻪِ ﺇِﻧَّﻨِﻰ ﺑَﺮَﺁﺀٌ ﻣِّﻤَّﺄ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ {26} ﺇِﻻَّ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻓَﻄَﺮَﻧِﻲ {27} 


’’Dan ingatlah ketika Ibrāhīm berkata kepada bapaknya dan kaumnya ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali Dzat yang telah menciptakan aku'” (Az-Zukhrūf 26-27) 


Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﻳُﻌْﺒَﺪُ ﻣِﻦْ ﺩُﻭْﻥِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺣَﺮُﻡَ ﻣَﺎﻟُﻪُ ﻭَﺩَﻣُﻪُ ﻭَ ﺣِﺴَﺎﺑُﻪُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻠﻪِ 


’’Barangsiapa yang mengatakan ‘’Lā ilāha illallāh’’ dan mengingkari segala sesuatu yang disembah selain Allāh maka haram hartanya dan darahnya (artinya tidak boleh diganggu) dan perhitungannya (hisabnya) adalah atas Allāh Subhānahu wa Ta’āla ‘’. (HR. Imam Muslim) 


Oleh karena itu, rukun kalimat Tauhid (Lā ilāha illallāh) ada 2 : 


1. Nafi (pengingkaran) Nafi pada kalimat ‘’Lā ilāha’’ artinya tidak ada Tuhan yang berhak disembah. Maksudnya adalah mengingkari tuhan–tuhan selain Allāh. 


2. Itsbat (penetapan) Itsbat pada kalimat ‘’illallāh” artinya kecuali Allāh. Maksudnya adalah menetapkan Allāh sebagai satu-satunya sesembahan.


MATERI 07

Selasa, 10 Januari 2023


Termasuk syirik memakai jimat


Allâh subhanahu wata'ala adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudharat. Kalau Allâh menghendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa mencegahnya. 


Demikian pula sebaliknya ketika Allâh menghendaki untuk menimpakan musibah kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa menolaknya. Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya bergantung kepada Allâh semata dan merasa cukup dengan Allâh dalam usaha mendapatkan manfaat dan menghindari mudharat. 


Seperti dalam mencari rezeki, mencari keselamatan, mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain. Serta tidak bergantung sekali² kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti : Jimat, Wafaq, Susuk dan berbagai jenisnya. 


Rasûlullâh ﷺ bersabda: 

مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ 


"Barang siapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka sungguh dia telah berbuat syirik. (HR. Imam Ahmad dan di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani Rahimahullâh) 


Apabila seseorang meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab saja atau perantara maka ini termasuk syirik kecil. Karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab, padahal yang berhak menentukan sesuatu itu sebagai sebab atau tidak adalah Dzat yang menciptakannya yaitu Allâh subhanahu wata'ala . 


Perlu diketahui bahwa dosa syirik kecil tidak bisa disepelekan karena dosa syirik kecil tetap lebih besar daripada dosa-dosa besar (seperti dosa zina, dosa membunuh dll). 

Apabila seseorang meyakini bahwa barang tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan mudharat maka itu termasuk syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam. 


Semoga Allâh subhanahu wata'ala memudahkan kita dan juga saudara-saudara kita untuk meninggalkan perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan mereka hanya kepada Allâh.


MATERI 08

Rabu, 11 Januari 2023 

Bertabbaruk ( Mencari Berkah )


Barakah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. Allāh ﷻ adalah Dzat yang berbarakah, artinya banyak kebaikannya. 

Allāh berfirman: 

ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ اللهُ ﺭَﺏُّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ 

(Al-A’rāf 54) 

Dan Allāh adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian makhlukNya, sehingga makhluq tersebut menjadi makhluq yang berbarakah dan banyak kebaikannya. 


Allāh berfirman : 

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ 


’’Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allāh letakkan bagi manusia untuk beribadah adalah yang ada di Makkah yang berbarakah dan petunjuk bagi seluruh alam‘’. (Āli ‘Imrān 96) 


Ka’bah diberikan barakah oleh Allāh ﷻ dan cara mendapatkan barakahnya (kebaikannya) adalah dengan melakukan ibadah disana. 


Allāh ﷻ juga berfirman :


 إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ 


’’Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qurān pada malam yang berbarakah, sesungguhnya Kami memberikan peringatan’’. (Ad-Dukhān 3) 


Malam Laylatul Qadr adalah malam yang berbarakah dan cara mendapatkan barakahnya dan juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut. 


Seorang ulama berbarakah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu darinya. Disana ada barakah yang sifatnya dzatiyah, yaitu dzat yang berbarokah, dimana barokah seperti ini bisa berpindah. 

Barokah jenis ini hanya Allāh berikan kepada para Nabi dan juga Rasūl. Oleh karena itu, dahulu para shahābat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bertabarruk dengan: 

· Bekas wudhū’ Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam 

· Rambut Beliau 

· Keringat Beliau 

· Dan lain-lain. 


Sepeninggal Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mereka tidak melakukan hal ini kepada Abū Bakr dan ‘Umar dan para shahābat yang lain. Dan ini menunjukan bahwasanya inilah kekhususan para Nabi dan juga para Rasul. Meminta barakah hanya kepada Allāh dan dengan cara yang disyari’atkan. Adapun meminta barakah dari Allāh dengan sebab yang tidak disyari’atkan seperti dengan: 

- Mengusap dinding masjid tertentu 

- Mengambil tanah kuburan tertentu 

- Dan lain-lain 

Maka ini termasuk dalam syirik kecil.


MATERI 09

Kamis, 12 Januari 2023 

TERMASUK SYIRIK BESAR MENYEMBELIH UNTUK SELAIN ALLAH 



Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini. Didalamnya ada pengagungan terhadap Allah Rabb semesta Alam dan merupakan wujud cinta dengan mengorbankan sebagian harta kita untuk Allah. Seperti ibadah kurban di hari raya, aqiqah dan juga hadyu bagi sebagian jamaah haji. 


Allah Subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini, hanya untuk Allah semata. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala:


 فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ


“Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (Q.S Al Kautsar:2) 


Barangsiapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain Allah dalam rangka untuk mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allah, sama saja kepada seorang nabi atau kepada seorang wali, atau kepada jin atau yang lain-lain, maka dia telah terjatuh kedalam syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam membatalkan amalannya, dan terkena ancaman laknat dari Allah Subhanahu wa ta’ala. 


Sebagaimana sabda Nabi salallahu ‘alaihi wa sallam:

 لعن الله من ذبح لغير الله 

“Allah melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allah”. (HR. Imam Muslim) 


Dan makna dari laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karenannya, janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkurban dan menyembelih untuk selain Allah, sedikitpun. Meskipun dengan seekor lalat. Dengan harapan untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudharat. Kita harus yakin sebagai seorang muslim, bahwa manfaat dan mudharat ditangan Allah Subhanahu wa ta’ala semata dan hanya kepadanyalah seorang muslim bertawakal.


MATERI 10

Jumat, 13 Januari 2023 


Termasuk syirik bernadzar untuk selain Allah 


Bernadzar untuk Allāh adalah seseorang mengatakan, misalnya: “Wajib bagi saya melakukan ibadah ini yaitu untuk Allāh” atau dengan mengatakan: “Saya bernadzar untuk Allāh bila terlaksana hajat saya”. Bernadzar, kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, adalah ibadah dan suatu bentuk pengagungan. Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan kecuali untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata, seperti: 

• Seseorang bernadzar untuk Allāh akan berpuasa 1 hari bila lulus ujian, atau • Bernadzar untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan mengadakan umroh bila sembuh dari penyakit, • Dan lain-lain.


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

 وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُمْ مِنْ نَذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ ۗ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ 


’’Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan maka sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengetahuinya.’’ (Al-Baqarah: 270) 


Allāh Ta’āla mengabarkan bahwasanya Allāh mengetahui nadzar para hambaNya di dalam ayat ini dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukan bahwasanya nadzar adalah ibadah yang seorang Muslim akan diberikan pahala atas nadzar tersebut. Dan menunaikan nadzar apabila dalam keta’atan hukumnya adalah wajib, berdasarkan firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla: 


وَلْيُوفُوا نُذُورَهُم 


’’Dan supaya mereka menunaikan nadzar-nadzar mereka‘’. (Al-Hajj: 29) 


Dan sabda Nabi Shallallāhu ‘alaihi wasallam:


 ﻣَﻦْ ﻧَﺬَﺭَ ﺃَﻥْ ﻳُﻄِﻴﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻓَﻠْﻴُﻄِﻌْﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻧَﺬَﺭَ ﺃَﻥْ ﻳَﻌْﺼِﻴَﻪُ ﻓَﻼَ ﻳَﻌْﺼِﻪِ 

’’Barangsiapa yang bernadzar untuk menta’ati Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka hendaknya menta’atinya dan barang siapa yang bernadzar untuk memaksiati Allāh maka janganlah dia memaksiatiNya”. (HR. Al-Bukhāri) 


Bernadzar untuk selain Allāh adalah termasuk syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari Islam, seperti seseorang bernadzar apabila seseorang sembuh dari penyakit maka akan menyembelih untuk wali fulan atau berpuasa untuk syaikh fulan dan lain-lain. ***



MATERI 11

SENIN, 16 JANUARI 2023

Ar-Ruqyah (jampi-jampi) 


Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh. 


Bacaan ini diperbolehkan selama tidak ada kesyirikan. 


عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺮْﻗِﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺮَﻯ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻋْﺮِﺿُﻮﺍ ﻋَﻠَﻲَّ ﺭُﻗَﺎﻛُﻢْ ﻟَﺎ ﺑَﺄْﺱَ ﺑِﺎﻟﺮُّﻗَﻰ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴﻪِ ﺷِﺮْﻙٌ 


Dari ‘Auf bin Mālik radiyallāhu ‘anhu berkata; Kami dahulu meruqyah di zaman Jahiliyyah, maka kami bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam : “Yā Rasūlullāh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?” 


Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :


“Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhnya ruqyah tidak mengapa selama tidak ada kesyirikan”. (HR. Abū Dāwūd, dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh). 


Ruqyah yang tidak ada kesyirikan seperti ruqyah dari: 

- Ayat-ayat AlQur’an 

- Do’a-do’a yang diajarkan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan ini lebih utama. Atau dengan, 

- Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa Arab maupun dengan selain bahasa Arab. 


Kemudian hendaknya orang yang meruqyah ataupun yang diruqyah meyakini bahwasanya ruqyah hanyalah SEBAB semata, tidak berpengaruh dengan sendirinya dan tidak boleh seseorang bertawakal kepada sebab tersebut. Seorang Muslim mengambil sebab dan bertawakal kepada Dzat yang menciptakan sebab tersebut yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla. 


Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Allāh, entah kepada seorang jin ataupun seorang wali sekalipun, biasanya disebutkan disitu nama-nama mereka. Tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al-Qurān atau dengan nama-nama Allāh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab. Tujuannya adalah satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak tahu. 


Ruqyah yang mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam sabda Beliau : 

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮُّﻗَﻰ ﻭَﺍﻟﺘَّﻤَﺎﺋِﻢَ ﻭَﺍﻟﺘِّﻮَﻟَﺔَ ﺷِﺮْﻙٌ 


’’Sesungguhnya jampi-jampi dan jimat-jimat dan juga pelet adalah syirik’’. (HR. Abū Dāwūd, Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh)


MATERI 12

SELASA, 17 JANUARI 2023

BERDOA KEPADA SELAIN ALLAH TERMASUK SYIRIK BESAR 


Berdoa kepada Allah adalah seseorang menghadap Allah subhanahu wa ta’ala dengan maksud supaya Allah mewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan merendahkan diri, mengharap dan takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Berdoa dengan makna di atas adalah ibadah.

Berkata An-Nu’man Ibnu Basyirin radhiallohu ‘anhu, Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 الدعاء هو العبادة 

“Doa adalah ibadah”, 


kemudian beliau Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat :

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ 


Dan Robb kalian telah berkata : “Berdo’alah kalian kepada-Ku, niscaya aku akan mengkabulkan kalian, Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepadaKu mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan terhina”. (Surat Ghafir ayat 60) dan hadist ini di riwayatkan oleh Abu daud, HR. Tirmidzi, dan Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni rohimakhullah. 


Dan makna beribadah kepadaKu pada ayat ini adalah berDOA kepadaku. Apabila doa adalah hak dari Allah subhanahu wa ta’ala semata, maka berdoa kepada selain Alloh dengan merendahkan diri di hadapan-Nya, mengharap dan juga takut kepada-Nya sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Alloh adalah termasuk syirik besar. 


Termasuk doa adalah 

- Istighosah, yaitu meminta dilepaskan dari kesusahan, 

- Istiadzah (meminta perlindungan), 

- Isti’anah (meminta pertolongan). 


Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah ibadah, yang hanya boleh diserahkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala semata. 


Namun perlu di ketahui bahwasanya, boleh seseorang beristighosah, beristiadzah, dan beristi’anah kepada mahluk dengan 4 syarat: 

1. Makhluk tersebut masih hidup 

2. Dia berada di depan kita atau bisa mendengar ucapan kita 

3. Dia mampu sebagai makhluk untuk melakukannya 

4. Makhluk tersebut diyakini hanya sebagai SEBAB. sehingga tidak boleh orang bertawakal kepada sebab tersebut, namun bertawakal kepada Alloh subhanahu wa ta’ala yang menciptakan sebab tersebut. 


Orang yang beristighosah, beristiadzah, beristi’anah kepada orang yang sudah mati atau kepada orang yang masih hidup akan tetapi tidak berada di depan kita atau tidak mendengar ucapan kita atau meminta mahluk untuk perkara yang tidak mungkin bisa melakukan kecuali oleh Alloh, maka ini termasuk syirik besar.


MATERI 13

RABU, 18 JANUARI 2023

SYAFA’AT 



Syafa’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat. Allah dan Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafaat pada hari kiamat. 

Diantara bentuknya adalah bahwasanya Allah mengampuni seorang muslim dengan perantara do’a orang yang telah Allah izinkan untuk memberikan syafa’at. Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal utama untuk mendapatkan syafa’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang dari kesyirikan. 


Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda ketika beliau mengabarkan tentang bahwasanya beliau memiliki syafa’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:


 فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ الله مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لا يُشْرِكُ بِالله شَيْئًا 


“Syafa’at itu akan didapatkan in syaa’ Allah oleh setiap orang yang mati dari umatku yang tidak menyekutukan Allah sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)


Merekalah orang-orang yang Allah ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki. Allah berfirman:

 …وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ… 


“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan syafa’at kecuali bagi orang-orang yang Allah ridhai…”. (Al-Anbiyaa’ 28) 


Syafa’at di akhirat ini berbeda dengan syafa’at di dunia. Karena seseorang pada hari kiamat tidak bisa memberikan syafa’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, meskipun dia seorang nabi atau seorang malaikat sekalipun. 


Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala


 مَنۡ ذَا الَّذِىۡ يَشۡفَعُ عِنۡدَهٗۤ اِلَّا بِاِذۡنِهٖ‌ؕ



“Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allah Ta'ala kecuali dengan izin-Nya.” (Al-Baqarah 255) 


Oleh karena itu permintaan syafa’at hanya ditujukan kepada Allah, Dzat yang memilikinya. Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allah, aku meminta syafa’at Nabi-Mu.” Ini adalah cara meminta syafa’at yang diperbolehkan. Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam seperti mengatakan, “Yaa Rasulullah, berilah aku syafa’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada makhluk dengan maksud meraih syafa’atnya. Karena cara seperti ini adalah cara yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


ﻭَﻳَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻀُﺮُّﻫُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻭَﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻫَٰﺆُﻟَﺎﺀِ ﺷُﻔَﻌَﺎﺅُﻧَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۚ ﻗُﻞْ ﺃَﺗُﻨَﺒِّﺌُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﻟَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ۚ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰٰ ﻋَﻤَّﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﻥ


 “Dan mereka menyembah kepada selain Allah, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan tidak pula memberikan manfaat & mereka berkata: “Mereka adalah pemberi syafa’at bagi kami disisi Allah”. Katakanlah: “Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allah sesuatu yang Allah tidak ketahui di langit maupun di bumi?”. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (Yunus 18) 


MATERI 14

KAMIS, 19 JANUARI 2023 

Berlebihan Terhadap Orang Shalih Pintu Kesyirikan 


Orang shalih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allāh Subhānahu wa Ta’āla, baik di dalam hal aqidah, ibadah maupun muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagai seorang Muslim kita diperintahkan untuk:  

- Mencintai mereka. 

- Mengikuti jejak mereka di dalam kebaikan. 


Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan, membaca perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati, Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang diizinkan agama. 


Namun berlebih-lebihan terhadap orang shalih, seperti : 

- Mendudukkan mereka di atas kedudukannya sebagai manusia. Atau,

- Mensifati mereka dengan sifat-sifat yang tidak pantas kecuali untuk Allāh. 


Maka ini hukumnya HARAM dan tidak diperbolehkan menurut agama, karena hal ini dapat menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Mencintai Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam melebihi cinta kita kepada kedua orang tua, anak dan semua manusia adalah sebuah kewajiban agama, sebagaimana disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh HR Imam Bukhari dan juga Imam Muslim : 


“La yu’minu ahadukum hatta akuuna ahabba ilaihi min waalidihi, wawaladihi wannasi ajma’in” 


Tidak beriman salah seorang diantara kalian sampai aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anak nya dan seluruh manusia. Namun beliau Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam melarang kita berlebih-lebihan terhadap beliau yaitu dengan mendudukkan Beliau di atas kedudukan Beliau yang sebenarnya, yaitu sebagai hamba Allāh dan seorang Rasul. 


Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


 لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ


“Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan terhadap ‘Īsā bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya maka katakanlah. ‘Hamba Allāh dan Rasul-Nya’.”(HR. Bukhari) 


Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah. Dan, - Beliau adalah seorang rasul maka tidak boleh dicela dan diselisihi. Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-baik manusia saja yaitu Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak diperbolehkan, maka bagaimana dengan yang lain ? 


Diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang-orang yang shalih adalah : 

- Meyakini bahwa mereka mengetahui ilmu ghaib, atau 

- Membangun di atas kuburan mereka, atau 

- Beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’ālā di samping kuburan mereka - Dan lain-lain. Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.


MATERI 15

JUMAT, 20 JANUARI 2023

SIHIR


Sihir bermacam-macam jenisnya. Sihir yang merupakan kesyirikan adalah sihir yang terjadi dengan meminta pertolongan kepada syaitan, padahal syaitan tidak akan menolong seseorang kecuali setelah melakukan perkara yang membuat syaitan ridha, yaitu kufur kepada Allah dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada syaitan tersebut atau dengan menghina Al Quran atau mencela agama dll. 

Allah Ta’ala berfirman:  

وَٱتَّبَعُواْ مَا تَتۡلُواْ ٱلشَّيَـٰطِينُ عَلَىٰ مُلۡكِ سُلَيۡمَـٰنَ‌ۖ وَمَا ڪَفَرَ سُلَيۡمَـٰنُ وَلَـٰكِنَّ ٱلشَّيَـٰطِينَ كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحۡرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلۡمَلَڪَيۡنِ بِبَابِلَ هَـٰرُوتَ وَمَـٰرُوتَ‌ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنۡ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَةٌ۬ فَلَا تَكۡفُرۡ‌ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنۡهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَزَوۡجِهِۦ‌ۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنۡ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ‌ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنفَعُهُمۡ‌ۚ وَلَقَدۡ عَلِمُواْ لَمَنِ ٱشۡتَرَٮٰهُ مَا لَهُ ۥ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنۡ خَلَـٰقٍ۬‌ۚ وَلَبِئۡسَ مَا شَرَوۡاْ بِهِۦۤ أَنفُسَهُمۡ‌ۚ لَوۡ ڪَانُواْ يَعۡلَمُونَ ١٠٢ 


Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman [dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir], padahal Sulaiman tidak kafir [tidak mengerjakan sihir], hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir [mengerjakan sihir]. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan [sesuatu] kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan [bagimu], sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang [suami] dengan isterinya. Dan mereka itu [ahli sihir] tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfa’at. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya [kitab Allah] dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (Al Baqarah: 102) 


Rasulullah salallahu’alaihi wa sallam bersabda: 


“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!” para sahabat bertanya, ya Rasulullah, apa tujuh perkara tersebut? Beliau menjawab: Syirik kepada Allah, sihir dst..(muttafaqun ‘alaihi).


Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati bila dia tidak bertaubat, sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan yang berhak untuk melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah bukan individu. Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan. Bahkan sebagian ulama menghukumi pelakunya keluar dari Islam. Demikian pula dengan minta disihirkan, juga perbuatan yang haram. 


Karena Rasulullah mengabarkan: Bahwa bukan termasuk pengikut beliau orang yang menyihir dan orang yang minta disihirkan sebagaimana dalam sebuah riwayat Al Badzar dalam musnadnya yang di sahihkan oleh syaikh Al bani. 


Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir. Diantaranya adalah dengan menjaga dzikir yang disyariatkan:

 - Dzikir pagi dan petang, 

- Dzikir-dzikir setelah shalat 5 waktu 

- Dzikir akan tidur, mau makan, masuk rumah, keluar rumah, masuk kamar kecil, keluar kamar kecil, dll. 

Juga membersihkan diri dan rumah dari perkara-perkara yang syaitan ridho, seperti adanya jimat, musik-musik, gambar makhluk bernyawa, dsb.


Dan bila Qadarullah terkena sihir, maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri kepada Allah, memohon dari-Nya kesembuhan, dan berpegang teguh dengan ruqyah-ruqyah yang disyariatkan. Serta jangan sekali-kali berusaha untuk menghilangkan sihir dengan cara meminta bantuan jin, baik secara langsung maupun lewat dukun, paranormal, dan semisal mereka. Semoga Allah melindungi kita semua juga keluarga kita dari segala kejelekan di dunia dan akhirat.



MATERI 16

SENIN, 23 JANUARI 2023

PERDUKUNAN 



Dukun adalah seseorang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghaib yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia seperti mengetahui barang yang hilang, pencurinya, mengetahui ramalan nasib, dan lain-lain. Dia mengaku mengetahui hal-hal tersebut dengan cara-cara tertentu seperti melihat bintang, garis tangan, melihat air yang ada di mangkok, dan lain-lain. Dengan cara ini para dukun memakan harta manusia. 


Saudara sekalian, ketahuilah bahwa perdukunan dengan namanya yang bermacam-macam adalah perkara yang diharamkan di dalam agama Islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada hakikatnya adalah kabar dari jin yang mereka mintai bantuan. Sedangkan cara-cara tersebut hanyalah untuk menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan jin dan juga setan.


Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia dan menyeret mereka bersamanya ke dalam neraka. Iblis dan juga keturunannya tidak akan membantu sang dukun kecuali apabila dukun tersebut kafir kepada Allah. 


Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini dan harta yang didapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram. Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar maka sebagaimana yang dikabarkan Nabi dalam hadits yang shohih bahwa para jin bekerja sama mencuri kabar dari langit, apabila mendengar sesuatu maka jin yang diatas akan mengabarkan kepada yang dibawahnya dan seterusnya hingga sampai ketelinga dukun. Terkadang ia terkena lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar tersebut dan terkadang pula sempat menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.


Kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah-tambahi oleh dukun tersebut dengan kedustaan yang banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia kabarkan akan dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia. Orang Islam dilarang sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta bantuan bagaimanapun susahnya keadaan dia. Rasulullah bersabda dari Abu Hurairah dan Al Hasan: 


مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 


“barangsiapa yang mendatangi dukun kemudian membenarkan apa yang dia ucapkan maka ia telah kufur kepada apa yang diturunkan oleh Nabi Muhammad” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan dishohihkan oleh syaikh Al Albani) 

Di dalam hadits yang lain beliau bersabda :

 مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً 


“barangsiapa mendatangi dukun kemudian bertanya kepadanya sesuatu maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim).


Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai mengeluarkan seseorang dari Islam namun kedua hadits diatas cukup menjadikan besarnya dosa orang yang mendatangi dukun. Semoga Allah menjadikan kita merasa cukup dengan yang halal dan menjauhkan kita dari yang haram.



MATERI 17

SELASA, 24 JANUARI 2023

AT - TATHOYYUR (MERASA SIAL DENGAN SESUATU)


At-Tathoyyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian tertentu, seperti melihat tabrakan, atau orang berkelahi, atau yang semisalnya, kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya seperti bepergian, berdagang dan lain-lain. At-Tathoyyur termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut diikuti


Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: 


مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ


“Barangsiapa yang At-Tathoyyur menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka dia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syeikh Al Albâni rahimahullâh)


Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini dinafikan dan di ingkari oleh Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : 

…وَلاَ طِيَرَةَ… 

“… tidak ada thiyarah …” (HR.Al Bukhâri dan Muslim)


Maksudnya thiyarah ini adalah sebuah perasaan saja, yang tidak akan berpengaruh terhadap takdir Allah.


Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh mengiku+ti was-was setan ini dan hendaknya dia memiliki keyakinan kuat bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan dan keburukan adalah dengan takdir Allah semata, Seorang Mukmin hendaknya yakin bahwa tidak mendatangkan kebaikan kecuali Allah dan tidak melindungi dari keburukan kecuali Allah, hanya bertawakal kepada Allah semata, dan berbaik sangka hanya kepada Allah. Apabila datang perasaan tersebut maka segera dihilangkan dengan tawakal dan tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allah semata. 


Adapun Tafâ’ul maka diperbolehkan dalam agama kita. Tafâ’ul adalah berbaik sangka kepada Allah karena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam sering bertafâ’ul, seperti ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah, utusan Quraisy saat itu bernama Suhail. Suhail adalah bentuk tashgîr (pengecilan) dari sahl yang artinya adalah mudah, maka beliau pun berbaik sangka kepada Allah bahwa perjanjian ini akan membawa kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam. Maka benarlah persangkaan beliau, Allah setelah itu yaitu setelah perjanjian Hudaibiyyah membuka pintu-pintu kemudahan bagi umat islam.


MATERI 18

RABU, 25 JANUARI 2023

MERAMAL NASIB DENGAN BINTANG


Bintang adalah makhluk yang menunjukkan kebesaran Allāh Penciptanya. Allāh telah mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwa bintang ini memiliki 3 faidah :

 - Sebagai perhiasan langit. 

- Sebagai pelempar syaithān. 

- Sebagai petunjuk manusia, seperti : mengetahui arah utara atau selatan, mengetahui arah daerah, arah kiblat, mengetahui kapan datangnya musim menanam, musim hujan dan lain-lain.


Allāh tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di atas. Seorang salaf, Qatādah Bin Di’āmah As-Sadūsi, seorang ulama yang meninggal kurang lebih pada tahun 110 H. Beliau menjelaskan bahwa : “Barang siapa yg meyakini bahwasanya bintang memiliki faidah yang lain, selain 3 hal di atas maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu.” Ucapan ini dikeluarkan Al-Imām Al-Bukhāri di dalam Shahih beliau.


Contohnya adalah meyakini bahwasanya terbit dan tenggelamnya bintang atau berkumpul dan berpisahnya beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan seseorang di masa yang akan datang, baik dalam masalah rejeki, jodoh dan lain-lain.


Sebagaimana kolom yang ditemukan di beberapa koran dan juga majalah, membaca dan mempercayai hal seperti itu adalah perbuatan haram dan termasuk DOSA BESAR. Sebagian ulama mengatakan hukumnya sama seperti orang yang mendatangi dukun dan bertanya kepadanya. Ancamannya tidak diterima shalatnya selama 40 hari. Hendaknya kita semua takut kepada Allāh.Dan janganlah sekali-kali mencoba membaca kolom-kolom tersebut. Dan jangan juga memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita tutup segala pintu yang bisa merusak ‘aqidah kita dan keluarga kita.


Karena ‘aqidah merupakan modal kita memasuki surganya Allāh Subhānahu wa Ta’ālā dengan selamat.


MATERI 19

KAMIS, 26 JANUARI 2023 

BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH 


Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh orang yang berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau (dalam) bahasa ‘Arab maka menggunakan: 

• Huruf wawu (وَ) 

• Huruf ba (بَ) 

• Huruf ta (تَ) 

Adapun Bahasa Indonesia dengan menggunakan kata “Demi”. Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allāh semata, misalnya mengatakan: ✓Wallāhi 

✓Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi 

✓Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya

✓Dan lain-lain. 


Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya, misalnya dengan mengatakan: 

✘Demi Rasūlullāh 

✘Demi Ka’bah 

✘Demi Jibrīl 

✘Demi langit & bumi 

✘Demi bulan & bintang 

✘Dan lain-lain.


Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluk yang terlarang. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, 

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ 

“Barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allāh maka sungguh dia telah berbuat syirik.” (HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāni rahimahullāh) 


Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam.


Namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan sumpah dengan makhluk disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta’ālā, yaitu pengagungan ibadah. Seperti sumpah yang di lakukan oleh orang-orang musyrik dengan mengatakan: 

✘ Demi Wisnu 

✘ Demi Dewa Fulan 

✘ Demi Lāta 

✘ Dan lain-lain.


MATERI 20

JUMAT 27 JANUARI 2023

RIYA


Riya adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari Allah, tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji. Riya hukumnya haram dan termasuk syirik kecil yang samar, yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Riya adalah sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang bagaimanapun besar amalan tersebut. 


Rasulullah bersabda :

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ 


“Allah berfirman: Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan syirik, barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalam amalan tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan kesyirikannya” (H.R. Muslim) 


Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik kecil tidak ada harapan untuk diampuni Allah,artinya dia harus diadzab supaya bersih dari dosa riya’; berbeda dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allah, kalau Allah menghendaki maka diampuni langsung dan kalau Allah menghendaki maka diadzab. 


Mereka berdalil dengan keumuman ayat: 

 إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ 


“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang dikehendaki”. (Q.S.An Nisaa: 48)  


Tahukah kita siapa orang yang pertama kali akan dinyalakan api neraka dengan mereka? Mereka bukanlah preman-preman di jalan, dan bukan pembunuh yang kejam…tapi mereka adalah seorang yang mengajarkan Al Quran supaya dikatakan qari’, berinfaq supaya dikatakan dermawan, dan berjihad supaya dikatakan pemberani. Mereka beramal bukan karena Allah. 


Sebagaimana dikabarkan Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih yang diriwayatkan At Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.  Oleh karena itu, ikhlaslah dalam beramal. sungguh mahal harganya, para salaf pun merasakan beratnya memperbaiki hati. Hanya kepada Allah kita meminta keikhlasan dalam beramal, menjauhkan kita dari riya’, sum’ah, ujub dan berbagai penyakit hati. Mari kita biasakan menyembunyikan amal kita meskipun dari orang-orang terdekat, kecuali kalau ada maslahat yang lebih kuat.


MATERI 21

SENIN, 30 JANUARI 2023

CINTA KEPADA ALLAH 


Mencintai Allāh merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini mengharuskan seorang Muslim merendahkan dirinya di hadapan Allāh, mengagungkan Allāh, yang akhirnya akan membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allāh dan juga menjauhi apa yang Allāh larang. Inilah cinta yang merupakan ibadah. Barangsiapa yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allāh maka dia telah berbuat syirik besar. 


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺨِﺬُ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻧْﺪَﺍﺩًﺍ ﻳُﺤِﺒُّﻮﻧَﻬُﻢْ ﻛَﺤُﺐِّ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَﺷَﺪُّ ﺣُﺒًّﺎ ﻟِﻠَّﻪِ 


“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allāh sebagai sekutu-sekutu Allāh. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allāh. Adapun orang-orang yang beriman maka cinta mereka kepada Allāh jauh lebih besar”. (QS Al Baqarah: 165) 


Adapun cinta yang merupakan tabi’at manusia, seperti cinta keluarga, harta, pekerjaan dan lain-lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah.


Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allāh maka dia telah melakukan dosa besar. 


Allāh berfirman yang artinya: 


“Katakanlah; ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, dan juga rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, itu semua lebih kalian cintai daripada Allāh dan Rasul-Nya dan juga berjihad di jalan Allāh, maka tunggulah sampai Allāh Subhānahu wa Ta’āla mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allāh tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”. (QS At Taubah: 24) 


Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang lebih dia cintai.


Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya hanya sebatas ucapan saja. 

Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allāh adalah dengan: 

√ Mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat Al Qurān. 

√ Memikirkan tanda tanda kekuasaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla di alam semesta. 

√ Mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allāh berikan.


MATERI 22

SELASA, 31 JANUARI 2023 

TAKUT KEPADA ALLAH 


Diantara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali kepada Allah. 


Takut yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya, dan membawanya untuk menjauhi larangan-larangan Allah dan melaksanakan perintahnya, bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputus asaan terhadap rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.


Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah dan barangsiapa yang menyerahkan kepada selain Allah maka dia telah terjerumus ke dalam syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari Islam seperti orang yang takut mudhorot wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga mengagungkannya. Hendaknya seorang muslim meneladani Nabi Ibrahim ketika ia berkata :  


وَقَدْ هَدَانِ ۚ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا


“dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudhoroti aku kecuali apabila Rabb-ku menghendakinya.” (QS. Al-An’am :80) 


Diantara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluk yang melebihi takutnya kepada Allah sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allah atau melanggar larangan Allah seperti orang yang meninggalkan jihad yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir atau tidak melarang kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu.


Allah berfirman : 


 إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَاتَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ 


“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 175)


Dan diantara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluk yang diharamkan adalah berlindung kepada Allah dari bisikan setan dan mengingat sabda Nabi : 

 وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ, وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ 


“Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh ummat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu maka mereka tidak akan dapat memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu” (HR. Tirmidzi, Hasan Shahih) 


Dan diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia seperti takut kepada panasnya api, binatang buas, dan takut yang seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allah. Ini adalah takut yang tabiat yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.


MATERI 23

RABU, 01 FEBRUARI 2023

TAAT ULAMA DALAM KEBENARAN


Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah dan juga agamanya, ilmu yang membawa dirinya untuk bertakwa kepada Allah, mereka adalah pewaris para Nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi. Allah telah mengampuni derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk taat kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan. 

Allah berfirman : 

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ 

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisaa : 59). 


Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umaro/pemerintah. Menghormati mereka yaitu para ulama bukan menanti mereka dalam segala hal sampai kepada kemaksiatan. Ulama seperti manusia yang lain, ijtihad mereka terkadang salah terkadang juga benar. Kalau benar mereka mendapatkan 2 pahala dan kalau salah mereka mendapatkan 1 pahala. 


Apabila telah jelas kebenaran bagi seorang muslim dan jelas bahwasanya seorang ulama menyelisihi kebenaran tersebut dalam sebuah permasalahan maka tidak boleh seseorang mentaati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran. 


Rasulullah bersabda : 

لاَ طَاعَةَ فَيٍ مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ 

“tidak ada ketaan dalam kemaksiatan, sesungguhnya ketaatan hanya di dalam kebenaran”. (Mutaffaqun Alaihi). Apabila seseorang menaati ulama dalam kemaksiatan kepada Allah maka dia telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat seperti yang dilakukan oleh orang yahudi dan nasrani.


Allah berfirman : اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ


 “Mereka (yaitu yahudi dan nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai sesembahan selain Allah (Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran ulama dan ahli ibadah mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.)” (QS. At-Taubah :31).


Rasulullah menjelaskan ayat ini, beliau mengatakan ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut akan tetapi mereka apabila menghalalkan apa yang Allah haramkan maka mereka ikut menghalalkan dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allah halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan. (HR. Tirmidzi, Hasan).


MATERI 24

KAMIS, 02 FEBRUARI 2023 

MENYANDARKAN KENIKMATAN KEPADA ALLAH 


Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap muslim bahwa kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allah. 


Allah berfirman : 

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّه 

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An-Nahl : 53)


Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari Allah kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allah. Seperti mengatakan “kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka”, “kalau tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri”, “kalau bukan karena dokter niscaya saya tidak sembuh”,dll. Ini semua menyandarkan kenikmatan kepada sebab.


Allah berfirman : 

يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُو 

“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya” (QS. An-Nahl: 83)


Seharusnya dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allah Dzat yang menciptakan sebab seperti dengan mengatakan “kalau bukan karena Allah niscaya sudah celaka”, “kalau bukan karena Allah niscaya uang kita sudah hilang”, “kalau bukan karena Allah niscaya saya tidak akan sembuh”, dll. Karena apa? Karena Allah lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat keamanan, nikmat kesembuhan sedangkan mereka hanyalah sebagai alat sampainya kenikmatan tersebut kepada kita. Kalau Allah menghendaki niscaya Allah tidak akan menggerakkan makhluk tersebut untuk menolong kita.


Ini semua bukan berarti seorang muslim tidak boleh berterimakasih kepada orang lain. Seorang muslim diperintahkan untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seseorang yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini bahkan diperintahkan untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan atau dengan doa yang baik namun ujian dan penyandaran kenikmatan tetap kepada Allah semata. Wallahu Ta’ala A’lam. 


MATERI 25

JUM’AT, 03 FEBRUARI 2023

RIDHA DENGAN HUKUM ALLAH 


Allah sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka Dialah Ar-Rahman dan Ar Rahim, dan di antara bentuk kasih sayangnya adalah menurunkan syariat supaya manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar dari kesusahan di dunia maupun di akhirat. Dialah yang Maha Mengetahui dan Dialah yang Maha Bijaksana. Hukumnya penuh dengan keadilan, hikmah, dan juga kebaikan meskipun hal ini terkadang samar pada sebagian manusia.

Oleh karena itu menjadi keharusan bagi seorang muslim dan juga muslimah untuk ridho dengan hokum Allah dan yakin bahwasanya kebaikan semuanya di dalam hukum Allah di dalam segala bidang kehidupan baik itu aqidah, ahlak, adab, muamalah, ekonomi, kenegaraan,dll.


Mengesakan Allah di dalam hukum-hukumnya adalah termasuk konsekuensi tauhid. 

Allah berfirman:   


وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا 


“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dengan sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab : 36)


Saudaraku, Alhamdulillah dengan izin Allah dan karunianya sampailah kita pada bagian yang terakhir dari silsilah belajar tauhid 1 yaitu dengan bagian yang ke 25 dengan ini saya akhiri silsilah ini dan bukan berarti kita sudah merasa cukup. Apa yang saya sampaikan hanyalah sebagian kecil dari ilmu tauhid itu sendiri. 


Belajar tauhid dan mengamalkannya tidak akan berhenti sampai ajal menjemput kita. Ikutilah majelis-majelis ilmu yang membahas tentang tauhid ini dan bacalah buku-buku yang berkaitan tentang tauhid yang telah ditulis oleh para ulama yang terpercaya. Semoga Allah merahmati kita semua serta menghidupkan dan mematikan kita diatas tauhid. Alhamdulillah Robbil Alamin






https://materihsi.wordpress.com/2018/10/05/halaqah-25-ridha-dengan-hukum-allah/ 

https://www.marbot.or.id/p/muqadimah-dan-belajar-tauhid.html 





Komentar